pelayanmasyarakat.org
“Akhir tahun” atau lebih tepatnya bulan Desember banyak digunakan khususnya para pelajar untuk “berlibur”, setelah sekian bulan menjalankan “masa pembelajaran”. Memanfaatkan waktu dengan “berkumpul bersama keluarga” terutama kepada kedua orang tua maupun kepada anggota keluarga lainnya, semisal adik maupun kakak.
“Liburan” saat yang tepat untuk dapat kita manfaatkan dengan “memberdayakan diri” kita untuk senantiasa “produktif”. Kita bisa mengisi waktu kita dengan “belajar ke masyarakat”, bergotong-royong, ikut kegiatan keremajaan, kegiatan kerohanian, kegiatan sosial maupun kegiatan-kegiatan lainnya.
Bahkan ada pula hari libur sekolah yang bertepatan dengan hari libur nasional, semisal tanggal 1 Januari. Saat inilah momen yang tepat untuk kita dapat melakukan “hal produktif”, semisal dengan membuat “rancangan belajar maupun rancangan pola hidup ke arah yang lebih efektif serta efisien”. Tak jarang bagi sebagian orang tidak peduli pada rancangan belajar maupun rancangan hidup mereka. Hanya mengisi kehidupannya tanpa arah yang jelas bahkan bisa dikatakan “asal-asalan”.
Mengapa kita harus melakukan hal hingga demikian “teratur”? … Karena memang jalan yang terbaik ke arah produktifitas jika kita memiliki rancangan pola kerja dan pola hidup yang “tersistem”. Waktu yang telah Tuhan Anugrahkan kepada kita sebagai HambaNya hendaknya dapat kita gunakan “sebaik mungkin”. Karena apa yang telah, sedang dan akan kita kerjakan kesemuanya akan “dimintai pertanggung jawaban”. Tidak bisa hidup semau diri kita sendiri tanpa bimbingan “ajaran ilahi”.
Sebentar lagi kita akan menghadapi hari libur nasional 2020. Mari kita lakukan “hal-hal produktif”, semisal merancang target yang akan kita raih tentunya dengan manajemen yang matang dan dapat kita laksanakan setepat mungkin.
Jangan pada hari libur 2020 kita lalui tanpa mendapat apa-apa “sesuatu yang berharga”. Kita lakukan dengan hal yang “terbaik” dengan apa yang menjadi kemampuan yang ada dalam diri kita. Bisa kita dengan “studi banding” bersama kepada kawan sekolah kita yang lebih memiliki prestasi lebih di atas kita baik dalam “bidang akademisi”, maupun prestasi dalam bidang “skill tertentu” atau dalam bidang “keolahragaan”.
Dengan kita berkumpul bersama sahabat atau kawan kita yang memiliki kelebihan, kita dapat mempelajari bagaimana cara mereka dapat menjadi lebih dalam bidang yang mereka “kuasai”. Atau kawan kita kurang kemampuannya dibanding kita, tentunya kita dapat “memberikan” ilmu pengetahuan juga “pengalaman” kepada mereka agar mereka dapat menjadi lebih seperti kita. “Jangan pelit” untuk berbagi apapun dari yang kita kuasai.
Mari jadikan diri kita maupun keluarga kita untuk senantiasa “produktif” dimana & kapanpun juga, agar senantiasa kehidupan yang kita jalankan kesemuanya memiliki “makna” tak hanya bagi diri kita sendiri, namun juga bagi orang-orang yang berada di sekitar kita.
Kita perlu juga belajar ke masyarakat dengan cara menerapkan keilmuan yang kita raih saat di bangku sekolah. Dengan kita mempraktikkannya ke dalam dunia masyarakat. Semisal, kita “mengajar keilmuan” kepada adik sekolah yang masih kurang mendapatkan keilmuan yang belum mereka dapatkan seperti apa yang telah kita dapatkan.
Saat mengajar tak selamanya kita harus serius, namun kita juga dapat menggunakan metode sersan, yakni “serius tapi santai”. Seperti mengisi kegiatan “mendongeng”, ini dapat kita jadikan sebagai wadah untuk berekspresi, baik dengan tertawa, tersenyum, menyanyi, serta berbagai macam ekspresi lainnya yang dapat kita tuangkan.