Menyiapkan Bekal Akhirat Sejak Dini

kalam.sindonews.com

 

Kadang kita merasa "bangga" akan "kehebatan" yang telah kita capai, bangga dengan semua "harta" yang dimiliki, bangga dengan "pasangan" yang kita punya, bangga dengan segala yang ada di dunia ini. Sampai kita lupa bahwa kita hidup di dunia ini hanyalah sementara. Tidak ada yang dapat membantu kita selain amalan di dunia. Jika kita sudah dipanggil oleh Nya, kita tidak dapat meminta untuk melakukan kebaikan di dunia. Semuanya sudah terlambat.

Allah SWT memberikan kesempatan kita hidup sampai saat ini karena Allah SWT ingin kita lebih banyak beribadah. "Allah SWT" ingin kita mengumpulkan bekal untuk di "akhirat" nanti. Apakah kita sudah mengevaluasi diri? Apakah kita sudah "muhasabah diri"?

Untuk menyiapkan hari akhir perlu kita bekali dari sekarang, karena kita tidak tahu kapan datangnya kematian. Allah berfirman dalam Al-Qur’an, Surah Al-Hasyr ayat 18 yang berbunyi, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah &dan& hendaklah setiap hari memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (Akhirat); dan bertakwalah kepada Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Persiapan untuk menyambut hari akhir dapat kita dilakukan dengan "bermuhasabah", mengintrospeksi diri sendiri. Dengan "introspeksi diri", kita akan vmengingat", sudahkah kita menyiapkan untuk hari esok. Bekal apa saja yang sudah kita siapkan. Karena sesungguhnya kita akan ditempatkan di tempat yang kekal dan abadi, yakni "surga milik Allah SWT". Marilah kita bermuhasabah untuk menjadikan akhirat sebagai tujuan.

Mengutip dari kalimat “sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit”, perihal menyiapkan bekal untuk akhirat dapat dilakukan dengan sedikit-sedikit. Seperti "sodakoh" yang bisa kita rutinkan setiap harinya, yaitu shodaqoh Rp 2.000,- setiap hari. Dengan shodaqoh Rp 2.000,- setiap hari nya, tanpa sadar kita sudah menabung untuk bekal akhirat.

Kita bisa saja menyisihkan uang untuk beli kuota internet, namun untuk mengeluarkan Rp 2.000,- rasanya berat sekali. Sebenarnya tidak berat, bila kita sudah mengamalkannya. Jika pendapatan kita naik, jangan kita naikan gaya hidup kita, namun tingkatkan rasa berbagi kita, yaitu dengan bershodaqoh dan menyantuni kaum yang tidak mampu secara financial.

Marilah kita berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan dengan memperbanyak shodaqoh.

Leave a Reply